jikalalat buah dilakukan pembasataran yang berkaitan dengan adanya kromosom seks, yaitu x dan y. selanjutnya lalat buah jantan akan menghasilkan 2 macam sel sperma, yaitu yamg mempunyai kromosom x dan y. pada lalat buah betina akan menghasilkan satu macam sel telur yaitu kromoso x. bila sel telur x dibuahi sel sperma x , akan menghasilkan lalat
Organisme Percobaan Genetik Lalat Drosophila Alur Percobaan Dan Pembuktian Membuat subkultur Drosophila. Melakukan pengamatan morfologi Drosophila. Mengisolasi betina virgin. A. Pembuatan Subkultur Drosophila Lakukan pemindahan lalat secara langsung dari botol kultur lama ke botol kultur baru tanpa melalui pembiusan dengan cara meletakkan botol kultur baru di atas botol kultur lama dengan posisi terbalik. Gelapkan botol kultur lama menggunakan tangan atau kertas sehingga lalat akan bergerak naik ke botol kultur baru. B. Pengamatan Morfologi Hentakkan botol kultur pada bantalan karet atau telapak tangan beberapa kali hingga lalat berjatuhan di dekat dasar botol. Bukalah sumbat botol secepatnya, lalu tempatkan botol esterisasi pada mulut botol kultur. Balikkan kedudukan botol tersebut botol esterisasi di bawah botol kultur. Akan tetapi, bila botol kultur berair, biarkan botol tersebut pada kedudukan semula. Peganglah kedua botol erat-erat dan ketuk-ketuklah botol kultur hingga lalat pindah ke botol eterisasi. Segera setelah lalat pindah ke botol eterisasi, tutuplah botol ini dengan sumbat yang dibubuhi sedikit eter. Bila lalat terlihat sudah tidak bergerak lagi, tunggulah 30 detik, lalu keluarkanlah isi botol ke cawan petri, untuk dilakukan pengamatan morfologinya. Untuk memasukkan kembali lalat yang telah diamati, dapat digunakan kerucut kertas sebagai sendok. C. Isolasi Betina Virgin Keluarkan semua lalat dewasa imago dari botol kultur yang sudah banyak mengandung pupa, jangan sampai ada yang tertinggal satu pun. Pindahkan pupa ke dalam sedotan plastik transparan menggunakan pinset secara hati-hati, lalu utuplah kedua ujung sedotan dengan busa. Setelah 4 hingga 5 hari amati lalat yang keluar dari pupa. Lalat betina yang diperoleh adalah virgin. Drosophila digunakan sebagai materi percobaan genetika karena memiliki beberapa sifat yang menguntungkan, antara lain mudah diperoleh, mudah dipelihara, mudah diamati, dapat berkembang biak dengan cepat, serta menghasilkan keturunaan dalam jumlah besar pada setiap masa reproduksinya. Selain itu, lalat Drosophila dapat dibedakan antara lalat jantan dan betinanya. Spesies-spesies Drosophila, khususnya Drosophila melanogaster, mempunyai banyak sekali tipe mutan yang sangat memungkinkan dilakukannya berbagai percobaan mengenai pola pewarisan sifat, sementara tipe liarnya begitu mudah diperoleh dengan cara memasang jebakan makanan berupa buah yang dimasukkan kedalam botol sebagai umpan atau perangkap. Ukuran kromosomnya yang cukup besar dan jumlahnya yang hanya empat pasang menyebabkan lalat ini menarik untuk dijadikan model dalam studi genetika yang melibatkan pengamatan kromosom. Baca Genetika Populasi Menurut Gooenough 1988, tipe-tipe mutan dari lalat Buah Drosophila melanogaster antara lain 1. Short-winges flies Dumpy flies Sayap lalat tipe ini berukuran pendek dan tidak bias terbang karena mempunyai suatu cacatdalam tubuhnya yaitu vestigial gen pada kromosom kedua. Lalat ini mempunyai suatu mutasi terdesakatau terpendam. 2. Curly-winged flies Sayap lalat ini berbentuk keriting karena mempunyai suatu cacat dalam tubuh yaitu “gen keriting” pada kromosom kedua. Sayap keriting ini terjadi karena suatu mutasi dominan yaitu satu salinan gen diubah dan menghasilkan cacat atau kelainan. Jika salinan kedua-duanya orang tuanya adalah mutan, maka lalat ini akan mati. 3. Ebony flies Lalat ini berwarna gelap, hamper hitam di badannya karena di dalam tubuhnya terdapat gen kayu hitam pada kromosom ketiga. Secara normal gen kayu hitam bertanggung jawab untuk membangun pigmen yang member warna pada lalat buah normal. Jika gen kayu hitam ini cacat, maka pigmen yang hitam ini dapat menyebabkan badan pada lalat menjadi hitam semua. 4. Yellow flies Lalat ini mempunyai warna kekuningan disbanding lalat normal karena mempunyai cacat di dalamtubuh yaitu gen kuning pada kromosom x. Gen kuning diperlukan untuk memproduksi suatu pigmen pada lalat hitam normal. Sedangkan pada mutan ini tidak bias menghasilkan pigmen atau gen kuning ini. 5. White-eyed flies Lalat ini mempunyai mata berwarna putih. Seperti lalat mata orange, lalat ini mempunyai cacat dalam tubuh yaitu gen putih, tetapi gen putih cacat total sehingga tidak menghasilkan pigmen merah sama sekali. 6. Orange-eyed flies Lalat ini mempunyai mata yang berwarna seperti warna jeruk karena mempunyai suatu cacat dalam tubuh yaitu gen putih yang secara normal menghasilkan pigmen merah pada mata. Gen putih bekerja secara parsial sehingga memproduksi lebih sedikit pigmen merah disbanding lalat normal. 7. Eye-less flies Lalat ini tadak mempunyai mata karena mempunyai cacat di dalam tubuh yaitu gen buta yang secara normal diinstruksikan sel di dalam larva untuk membentuk mata. 8. Leg-headed flies Lalat ini mempunyai antenna seperti kaki abnormal pada dahi karena mempunyai cacat dalam tubuh yaitu gen antenapegia yang secara normal diinstruksikan untuk merubah beberapa badan untuk menjadi kaki. 9. Bithorax flies Lalat ini mempunyai dua sayap pada tubuhnya akibat kelainan atau cacat pada kromosom. 10. Taxi-flies Lalat ini mempunyai sayap yang membentang ke samping sebesar 75º karena mempunyai cacat pada kromosom nomor 3 lokus 91,0. Lalat buah yang digunakan dalam praktikum adalah lalat tipe liar, ebony dan lalat mata putih. Daur hidup lalat Drosophila relative pendek yaitu terdiri dari tahap-tahap berikut 1 Telur Individu betina dewasa bertelur dua hari setelah keluar dari pupa. Masa bertelur ini berlangsung lebih kurang selama 1 minggu, dengan jumlah telur 50 hingga 75 butir/hari. Telur diletakkan di permukaan makanan. Bentuknya oval, memiliki struktur seperti kait yang berfungsi sebagai pengapung untuk mencegah agar tidak tenggelam ke dalam makanan yang berbentuk cair. Diameternya 0,5 mm sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Tahap telur berlangsung selama lebih kurang 24 jam. 2 Larva Larva berwarna putih dengan panjang 4,5 mm dan bersegmen. Mulut berwarna hitam dan bertaring. Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makannya sangat tinggi. Pada tahap larva terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode di antara masa pergantian kulit dinamakan stadium instar. Dengan demikian, dikenal tiga stadium instar, yaitu sebelum pergantian kulit yang pertama, antara kedua masa pergantian kulit, dan setelah pergantian yang kedua. Di akhir stadium instar ketiga, larva keluar dari media makanan menuju ke tempat yang lebih kering untuk berkembang menjadi pupa. Secara keseluruhan tahap larva memakan waktu kira-kira satu minggu. 3 Pupa Pupa memiliki kutikula yang keras dan berwarna gelap. Panjangnya 3 mm. Tahap pupa berlangsung sekitar lima hari. 4 Dewasa imago Lalat dewasa yang baru keluar dari pupa sayapnya belum mengembang , tubuhnya berwarna bening. Keadaan ini akan berubah dalam beberapa jam. Lalat betina mencapai umur matang kelamin dalam waktu 12 hingga 18 jam, dan dapat bertahan hidup selama lebih kurang 26 hari. Ukuran tubuhnya lebih panjang daripada lalat jantan. Pada permukaan dorsal, abdomen lalat betina berwarna lebih gelap daripada lalat jantan. Sementara itu, pada bagian kaki lalat jantan terdapat struktur yang dinamakan sisir kelamin sex comb. Lalat betina tidak memiliki struktur ini. Lalat Drosophila jantan berbeda dengan lalat Drosophila betina. Perbedaan tersebut antara lain ukuran tubuh lalat betina lebih panjang dari pada lalat jantan. Pada permukaan dorsal, abdomen lalat betina berwarna lebih gelap dari pada lalat jantan. Sementara itu, pada bagian kaki lalat jantan terdapat struktur yang dinamakan sisir kelamin sex comb sedangkan lalat betina tidak memiliki struktur ini. Abdomen posterior lalat jantan berujung tumpul, sedangkan lalat betina berujung lancip. Pada lalat jantan ujung abdomen posterior memiliki segmen garis garis hitam lebih besar dan warna hitamnya lebih pekat dibandingkan segmen garis hitam di atasnya, sedangkan pada lalat betina ujung abdomen posterior memiliki segmen garis hitam tipis yang relatif sama dengan dorsalnya dari tengah hingga ujung. Subkultur lalat Drosophila adalah proses pemindahan biakan lalat Drosophila ke tempat kultur baru yang bertujuan untuk memperbaharui media dan nutrisi untuk lalat Drosophila. Selain itu, sebkultur juga dimaksudkan untuk memperbanyak jumlah keturunan yang dihasilkan oleh lalat Drosophila. Isolasi betina virgin adalah proses isolasi pupa untuk mendapatkan lalat Drosophila betina yang virgin. Lalat Drosophila betina mencapai umur matang kelamin dalam waktu 12 hingga 18 jam sehingga kemungkinan besar dapat melakukan pembuahan. Selain itu, lalat Drosophila betina juga mempunyai kantung penyimpan sperma untuk menyimpan sperma dari lalat jantan didalam tubuhnya dan sperma yang disimpan itu dapat digunakan untuk melakukan pembuahan sendiri dalam jangka waktu yang panjang. Karena alasan itulah maka dilakukan isolasi terhadap lalat Drosophila betina yang akan digunakan untuk percobaan penyilangan antara dua strain yang berbeda. Individu betina virgin adalah betina yang sama sekali belum pernah dibuahi oleh induk jantan. KESIMPULAN Subkultur lalat Drosophila adalah proses pemindahan biakan lalat Drosophila ke tempat kultur baru yang bertujuan untuk memperbaharui media dan nutrisi untuk lalat Drosophila, serta untuk memperbanyak jumlah keturunan. Morfologi lalat jantan dan lalat betina Drosophila dapat dibedakan sebagai berikut Lalat Drosophila mempunyai beberapa tipe mutan. Berikut ini merupakan beberapa tipe mutan dari Drosophila Isolasi betina virgin adalah proses isolasi pupa untuk mendapatkan lalat Drosophila betina yang virgin. Lalat Drosophila betina virgin ini akan digunakan untuk percobaan penyilangan antara dua strain yang berbeda. Simpan
Tuliskankariotipe kromosom dari organisme kuda betina dengan 64 kromosom (2n).
Laporan Praktikum DrosophilaBAB Landasan TeoriLalat atau Drosophila baik disadari ataupun tidak telah hadir dalam setiap lingkungan kita. Dalam penelitian tentang lalat, orang pertama yang menggunakan lalat buah Drosophila malanogaster sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas hunt morgan yang berhasil menemukan “pautan seks” dan “gen rekombinan”.Selama musim panas Drosophila malanogaster terdapat di semua bagian dunia yang biasanya mengerumuni buah-buahan yang ranum dan tempat-tempat pembiakan drosophila yang pertama kali kita butuhkan adalah media. Di dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling. Karena air suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh saat makan, larva membuat saluran- saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol dan disini larva akan meletakkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Untuk bisa mengamati secara jelas baik bentuk morfologi, siklus hidup dan lain-lain tentang Drosophila maka kita perlu mengembang biakkan serta menangani Dorsophila secara benarMetamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur - larva instar I - larva instar II - larva instar III - pupa – telah digunakan secara bertahun- tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Adapun ciri- ciri dorsophila antara lain warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran kecil antara 3-5 mm. Urat tepi sayap costal vein mempunyai dua bagian yang terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 pecabangan. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak elips dan berwarna merah. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibandinkan dengan mata berbulu- bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam. Sayap panjang, berwarna transparent, dan posisi bermula di memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir pada yang betina ukuran relative lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin. Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap, dan berukuran kecil. Maka dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat Bantu seperti LUV ataupun kaca pembesar drosophila diremuka 4 pasang lalat jantan dan lalat betina umumnya adalah sama, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing. Drosophila jantan dan betina dapat mudah dipisahkan dalam bentuk segmen-segmen betina mempunyai ujung meruncing dan pola garis-garis yang berbeda dari pada abdomen lalat ditentukan sebagian oleh kromosom X yang dimiliki individu. Normalnya lalat betina akan memiliki 2 kromosom X. Sedangkan lalat jantan hanya memiliki 1 kromosom X ditambah 1 Y heterokromatik. Pada lalat buah kromosom Y tidak memiliki peranan penting dalam penentuan jenis kelamin. PAda kromosom Drosophilla hanya sedikit gen aktif. Goodenough 1984Pada Drosophila sp ciri-ciri suatu mutan dinyatakan oleh gabungan dari satu atau beberapa huruf dan angka,sesuai dengan nama dan symbol yang pertama kali ditemukan oleh penemunya kepada mutan tersebut. Sedangkan lalat yang berfenotip normal dibert tanda +. Cara ini sedah dianut sejak Morgan mulai penelitian dengan hewan ini. Untuk sifat yang bersifat dominant ciri tersebut ditulis dengan huruf besar sebaliknya jika resesif akan ditulis dengan huruf Tujuan1. Pembuatan MediaTujuanMembuat medium pemeliharaan hewan genetika Drosophila2. Pengamatan Morfologi drosophilaTujuanUntuk mengamati ciri-ciri morfologi drosophila3. Drosophila Hasil TangkapanTujuanMahasiswa dapat menangkap, dan menemukan serta mengamati Drosophila sp yang ada di sekitar mahasiswa serta dapat Tata Cara Menangani Drosophila dan Isolasi VirginTujuanMahasiswa dapat menangani Drosophila sp5. Menangkap dan Membuat kunci determinasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari LingkunganTujuanAgar praktikan tidak sembarangan menggunakan nama Drosophila melanogaster untuk jenis yang ditangkapnya. Apalagi jenisnya jarang dijumpai di Pengamatan Siklus hidup DrosophilaTujuanMahasiswa dapat menangkap, menemukan dan mengamati Drosophila sp yang ada di sekitar mahasiswa serta dapat mengamati dan memahami siklus hidup Drosophila sp dan IIPELAKSANAAN WAKTU DAN TEMPATPraktikum ini dilaksanakan di laboratorium biologi dan diamati dirumah masing - masing pada tanggal 25 januari ALAT DAN BAHAN1. Pembuatan Medium DrosophilaAlatKompor listrik 1 BuahPeriuk aluminium 1 buahPisau 1 buahBotol medium 40 buahSendok besar 4 buahTimbangan 1 buahGelas ukur 25 ml 1 buahGelas ukur 500 ml 1 buahGelas ukur 1000 ml 1 buahPlastik 1 kg 20 BuahOvenKertas saring 2 lembar besarBotol Nescafe 40 botolBahan1. Pisang lumut 600 gr2. Agar-agar Swallow 7 Gr3. Gula Merah 150 Gr4. Ragi 20 gr5. larutan jenuh 10 ml6. Aquadest 500 ml2. Pengamatan MorfologiAlat Drosophila spEterBahanMikroskopBotol Nescafe/ botol selaiKapasPlaster3. Drosophila Hasil Tangkapanbotol kulturbotol biakan berupa botol Nescafekertas saring dan tutup busacawan Petri dan bantalan busabotol pembius dan botol eterisasivdengan sumbat gabuskuas kecilmikroskop transmisi maupun mikroskop stereojarum pentul4. Tata cara Menangani Drosophila dan Isolasi VirginBotol seleiTutup busa sterilLupDrosophila melanogaster dan media5. Menangkap dan Mendeterminasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari lingkungan mikroskop transmisi dan mikroskop stereojarum pentullarutan polyving-lakto-phenoalcohol 100%dan 75%kaca objek dan kaca penutupcawan embrio6. Pengamatan Siklus DrosophilaSama dengan paraktikum sebelumnya, karena praktikum ini hanya pengamatan Prosedur Kerja 1. Pembuatan Media drosophilaSiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaanLipat kertas saring sesuai dengan petunjuk. Untuk menyerapkelibihan sumbat gabus dari busa sesuai dengan besarnya mulut botol medium yang telah di cuci,kertas hisap yang telah di lipat dan sumbat gasus yang telah disiapkan dimasukkan ke oven dengan suhu 80-90 derajad celcius selama 1 jam untuk kertas hisap dan gabus selama 10 medium peliharaan Drosophila sp2. Pengamatan Morfologi drosophilaDisiapkan botol NescafeDiletakkan kapas yang diplaster pada tutup botolDiberikan eter pada kapas tersebutMembius drosophila hingga drosophila pingsanDilihat dibawah mikroskopMenuliskan hasilnya3. Drosophila Hasil Tangkapan Disediakan botol kultur yang berisi mediumDimasukkan drosophila dalam botol kulturDiusahakan drosophila yang masuk dalam botol sekitar 20 pasangAmati tiap 4-6 jam sekaliBAB IIIHASIL DAN HASILA. Pembuatan MediumCek pada gambar dan fotoB. Pengamatan MorfologiSetelah melakukan praktikum tentang pengamatan morfologi maka didapat hasil seperti di bawah ini Morfologi drosophila Jantan BetinaUkuran tubuh relative kecil Memiliki 3 ruas abdomenUjung abdomen tidak lancipMemiliki sisir kelaminMorfologi drosophila Betina Ukuran tubuh relative besarMemiliki 6 ruas abdomenUjung abdomen lancipTidak memiliki sisir kelaminC. Drosophila Hasil TangkapanPada praktikum yang telah kami lakukan, didapat hasil berupa 87 ekor lalat dengan table sebagai berikut Nama kolektor kelompok 4Lokasi Prumahan dan tempat sampahCuaca PanasTipe perangkap Plastic dan buah pepayaJumlah lalat saat ditangkap 87 ekorTanggal penangkapan 25 Januari 2009Informasi tambahan Semua lalat bermata merahSetelah dilakukan pembiusan, dilakukan identifikasi terhadap drosophila yang tertangkap dengan hasil sebagai berikut 1. Drosophila ananase berjumlah 76 ekorDrosophila ananase merupakan salah satu jenis lalat daqri famili drisophilidae, memiliki 2 sayap 1pasang, ukuran 44 mm, memiliki warna coklat muda, berukuran kecil dan bermata merah. Hidup bergerombol / berkelompok pada buah-buah masak dan tempat sampah. Jumlah nya lebih banyak pada siang Drosophila pallidosa berjumlah 8 ekorDrosophila pollidosa merupakan salah satu jumlah lalat dari famili drosophilidae, memiliki 2 sayap 1 pasang, ukuran tubuh 3,5 mm, memiliki warna coklat kekuningan, berukuran kecil dan bermata merah. Hidup pada buah-buah masak dan tempat sampah. Jumlah nya lebih banyak pada siang Drosophila melanogaster berjumlah 3 ekorDrosophila ananase merupakan salah satu jenis lalat daqri famili drisophilidae, memiliki 2 sayap 1 pasang, ukuran tubuh lebih kecil dari pada drosophila ananase dan drosophila pollidosa yaitu 3 mm. berwarna cokelat muda kekuningan, berukuran kecil. Banyak terdapat pada buah-buah Tata Cara Menangani Drosophila sp dan Isolasi VirginMenangkap dan Mendeterminasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari LingkunganSetelah dilakukan praktikum dan mengamati bagian –bagian tubuh drosophila dengan cara memutilasi dan mengamatinya dibawah mikroskop didapat hasil sebagai berikut a Drosophila ananaseWarna cokelat mudaUkuran 4 mmHewan jantan mempunyai sisir kelaminb Drosopilla pallidosaUkuran 3,5 mmwarna kekuninganmempunyai sisir kelamin yang banyaksisir kelamin terdiri dari 3-4 kelompok setiap tarsalc Drosophila melanogasterukuran tubuh 3 mmwarna cokelat muda kekuninganmempunyai sisir kelamin yang banyakduri hitam yang tebalsisir kelamin tersusun melintangpanjang sayap 2 mmpanjang abdomen 2 mmd Pengamatan Siklus Hidup Drsophila spTelur diletakkan Sudah terlihat drosophila berbentuk lonjong dan pada ujungnya terdapat dua tangkai seperti duriKemudian Telur terus membesar dan pada akhir nya menetasMenetas larva instar 1 Berbentuk agak panjang dan terdapat 1 duri gigi pada larva instar 1 berubah terus menjadi Larva instar II dan Bentuk lebih panjang seperti ulatLarva instar II Memiliki 2 duri pada bagian lengkungannyaDari Larva instar II kemudian berubah menjadi Larva instar III Memiliki duri gigi yang lebih banyak dari pada larva instar 1 dan 2. pada setiap lengkungan bergerak aktif kearah atas tisuMulai Terbentuk puparium Berbentuk lonjong, warna kecoklatan dan kerasKemudian akan Ganti kulit larva instar IV Warna kecoklatan, tidak bergerak kulit kerasKemudian menjadi Pupa dan mulai Terbentuk bakal kepada, kaki, sayap, hal ini terlihat dengan perubahan bentuk yang terlihat. Warna kecoklatanImago keluar dari pupa Imago yang keluar berwarna pucat, kurus, kecil, sayap belum sempurna belum mengembangDari sana kemudian akan menjadi Drosophila dewasa Bentuk sempurna, sayap mengembang, gemuk dan mata PEMBAHASAN1. Pembuatan Media drosophilaDi dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling, Karena air suling bebas dari bakteri yangdapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh membuat medium, sebaiknya dipahami kebutuhan dasar dan bagai mana caranya untuk memformulasikan medium biakan tersebut. Meskipun persyaratan nutrien sangat beragam namun sebagai mahluk hidup, mereka memiliki kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor saat makan, larva membuat saluran- saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botoldan disini larva akan meletakkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasil kan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk komposisi kimiawinya, dikenal medium sintetik dan non sintetik atau kompleks. Komposisi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Dipihak lain komposisi kimiawi medium non sintetik tidak diketahui dengan bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar-agar atau silica gel. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah galaktan, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus Gelidium. Agar-agar menjadi larut atau cair apabila dipanaskan sampai suhu 100m derajad Celsius dan akan berbentuk cair bila didinginkan dalam 48 media yang kami buat digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan ini sesuai dengan literature Hal 33 Dalam praktikum pensterilan media menggunakan otoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air sehingga suhu mencapai 121 derajad Celsius selama 15 menit. Pensterilan ini sangat diperlukan untuk memperlambat terjadinya pembusukan pada medium biakan yang terjadi karna ketidak sterilan media yang menyebabkan bakteri yang berada di dalam media dapat bertahan hidup dan merusak media pembuatan media sintetis kami juaga harus memperhatikan jumlah dan kosentrasi bahan yang ada, karna jumlah dan kosentrasi yang tidak sesuai dengan media hidup hewan percobaan dapat menghambat pertumbuhan hewan sample. 2. Pengamatan MorfologiHasil pengamatan mendapatkan dua buah drosophila dengan jenis kelamin yang berbeda, jantan dan betina. Perbedaan jenis kelamin ini secara morfologi terlihat dari bentuk pantat drosophila, lalat jantan memiliki ujung posterior yang runcing. ciri lainnya yang dapat membedakan lalat jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari pada ukuran tubuh lalat betina. Membedakan lalat jantan dan betina adalah dari ukuran tubuhnya, dimana lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lubih kecil dari pada ukuran tubuh lalat betina. Hal ini sesuai dengan leteratur yaitu Pada Drosophila lalat jantan dapat dengan mudah dibedakan dari lalat betina dengan melihat kaki depannya,alat kelaminnya dan ujung abdomennya maupun bentuk kaki depan hewan jantan pada tarsal keduanya terdapat sekelompok rambut yang agak tepat tersusun seperti sisir yang disebut sisir kelamin Sex. Selain itu hewan jantan berukuran lebih kecil mempunya ujung abdomen yang tumpul dan berwarna segmen hewan jantan hanya 7 buah karna segmen terakhirnya bersatu. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin. Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih besar, memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin. Drosophilla jantan umumnya berwarna sedikit lebih gelap bila dibandingkan dengan yang kelamin pada hewan jantan berguna untuk membantu terhadap mata majemuk terlihat bahwa mata majemuk lalat drosophila, memiliki mata yang berwarna merah dan berbentuk elips. Hal ini menunjukan bahwa drosophila yang kami amati merupakan drosophila wild type. Terdapat pula mata oceli yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala, di atas diantara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat terlihat sungut yang berbentuk tidak runcing dan bercabang- cabang. Kepala berbentuk elips torak berwarna krem, ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis- garis hitam yang terletak pada Drosophila Hasil TangkapanMengapa Drosophila Hasil Tangkapan harus ditangkap hidup dhidup? Ada beberapa alasan mengapa drosophila untuk pengamatan ini harus kita tangkap dalam ke adaan hidup. Sebelum nya perlu diketahui jika Drosophila sp yang sering dijumpai di Indonesia adalah drosophila ananase dan drosophila melanogaster sendiri jarang dijumpai, bergantung daerahnya. Dalam pengamatan terhadap drosophila melanogaster kita tidak dapat mengamatinya dalam keadaan yang mati karena drosophila melanogaster yang sudah mati berubah warnanya menjadi lebih gelap terutama warna matanya yang umumnya merah menjadi melanogaster yang sudah mati akan melipat keatas sehingga mennyulitkan dalam pengamatan terhadap bagian sayapTelur Drosophila berwarna putih susu transparant dengan ukuran yang sangat kecil, berbentuk elips, dengan antena panjang di bagian anteriornya. Setelah satu hari telur berubah menjadi larva instar satu, yaitu berbentuk seperti ulat dengan ukuran yang masih relatif kecil, motil. Umur larva instar satu adalah kurang lebih selama satu hari, kemudian berubah menjadi larva instar dua dengan ukuran yang membesar dan memanjang, terlihat adanya warna kehitaman pada bagian anterior larva, bagian kehitaman itu adalah mulut Tata Cara Menangani Drosophila dan Isolasi VirginYang terpenting dalam menangani adalah drosophila harus dalam keadaan hidup karena bila telah mati akan menghasilkan kesimpulan dan data yang berbeda. lalat buah dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalm 12 hari. Jumlahnya di alam sangat melimpah dan mudah didapat, lalat buah dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah kromosom lalat buah relative sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki “giant kromosome” kromosom ini terdapat dalam sel- sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya. Lalat buah memiliki beberapa jenis mutan individu yang dihasilkan karena adanya mutasi yang dapat diamati dengan perbesaran lemah pula. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah diamati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur , larva, pupa hingga menjadi dewasa imago5. Pengamatan Siklus hidup DrosophilaDua hari setelah keluar dari pupa, drosophila sp, betina mulai bertelur yang jumlahnya kurang lebih 50-75 per hari dengan jumlah maksimum dapat mencapai 400-500 dalam 10 hari. Telur tersebut berbentuk lonjong dengan panjangnya kira-kira 5 mm. Pada ujung anteriornya terdapat dua tangkai kecil seperti sendok. Drosophila berada dalam bentuk larva instar dua selama satu hari, kemudian larva Drosophila mengalami pembesaran menjadi lebih besar dari sebelumnya, dimana bagian tubuhnya menjadi terlihat lebih jelas karena lebih besar, warna kehitaman pada bagian anterior larva menjadi lebih terlihat jelas berbentuk Menangkap dan Mendeterminasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari LingkunganAdapun drosophila yang menjadi sample penelitian kami adalah Drosophila melanogasterKlasifikasi Drosophila melanogasterKingdom AnimaliaPhylum ArthopodaSudphylum HexapodaClassInsectaSubclass PterygotaInfraclass NeopteraSuperorder EdopterygotaOrder DipteraFamili DrosophilidaeSubfamily Drosophilinaegenus Drosophilaspesies Drosophila melanogasterAdpun hasil dari pengamatan kami terhadap lalat drosophila wild type Drosophila melanogaster, kami pertama melakukan Pengamatan terhadap mata majemuk terlihat bahwa mata majemuk lalat drosophila, memiliki mata yang berwarna merah dan berbentuk elips. Hal ini menunjukan bahwa drosophila yang kami amati meripakan drosophila wild type. Terdapat pula mata oceli yang ukuranya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala, di atas diantara mata dua mata majemuk, berbentuk bulat terlihat sungut yang berbentuk tidak runcing dan bercabang- cabang. Kepala berbentuk elips, torak berwarna krem, ditumbuhi banyak bulu, dengan warna dasar putih. Sedangkan Abdomen bersegmen lima, segmen terlihat dari garis- gsris hitam yang terletak pada abdomen. Sayap drosophila wild type memiliki panjang yang lebih panjang dari abdomen lalat, lurus dan bermula dari thoraks dengan warna IVKESIMPULANA. Pembuatan MediumSetelah melukukan praktikum tentang pembuatan medium ini praktikan dapat Membuat medium biakan DrosophilaMengetahui bagaimana komposisi medium yang baikB. Pengamatan MorfologiSetelah melukukan praktikum tentang pembuatan medium ini praktikan dapat Memahami perbedaan jenis kelamin pada drosophilaMengetahui bahwa lalat jantan memiliki ujung posterior yang runcingMengetahui bahwa lalat jantan memiliki ukuran tubuh yang lubih kecil dari pada ukuran tubuh lalat betinaC. Drosophila Hasil TangkapanSetelah melukukan praktikum tentang pembuatan medium ini praktikan dapat Memahami bentuk dan bagian drosophilaDapat melakukan identifikasi drosophilaD. Tata Cara Menangani Drosophila sp dan Isolasi VirginSetelah melukukan praktikum tentang pembuatan medium ini praktikan dapat Mengetahui bahwa Lalat buah drosophila malanogaster mudah dipelihara dalam laboratorium karena Makanannya sangat sederhana, hanya memerluakn sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kaut. Pada tempertur kamar suhu ruanganLalat buah dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalm 12 Menangkap dan Mendeterminasi Drosophila sp Yang Diperoleh Dari LingkunganMata majemuk lalat drosophila, memiliki mata yang berwarna merah dan berbentuk Indonesia terdapat sekitar 600 jenis drosophilaDAFTAR Genitika. DepDikBud JakartaKusdiarti, Press YogyakartaNio,Tjan Press BandungSofro,abdul Press Yogyakarta
LalatDrosophila melanogaster tersebut memiliki sisir kelamin atau sex comb. Berdasarkan pada ciri-ciri tersebut, dapat diketahui bahwasanya lalat Drosophila melanogaster strain E yang diamati pada praktikum merupakan drosophila jantan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Herskowitz (1977), bahwa lalat jantan mempunyai sex comb (sisir kelamin
Ilmu genetika mempelajari bagaimana proses dan struktur genetik yang ada pada tubuh makhluk hidup. Struktur genetik yang ada makhluk hidup dapat memberikan fisiologi yang berbeda, seperti bentuk tubuh, kulit bahkan dapat menentukan jenis kelamin. Berbicara mengenai penentuan jenis kelamin, identifikasi ini banyak digunakan dalam proses pengusutan kejadian kriminal atau bahkan mengidentifikasi korban kecelakaan. Dalam ruang lingkup antropologi dan kedokteran forensik yang dilakukan dapat menggunakan berbagai metode. Metode yang digunakan diantaranya melalui metode karakteristik morfologi, metode morfometrik pengukuran, pemeriksaan histologis, serta pemeriksaan analisis DNA baik melalui tulang maupun gigi. Dalam buku Suryo, 2008 bahawa dalam manisua dan ayam memiliki mekanisme yang berbeda dalam penentuan jenis kelamin. Dalam hal ini mamalia, individu jantan bersifat heterogamete XY sedangkan betina bersifat homozigot XX. Berbeda dengan ayam, individu jantan homogamet ZZ sementara individu betina heterozigot ZW. Perbedaan penetuan jenis kelamin ini berbeda tiap jenis makhluk hidup. Ada beberapa metode penentuan jenis kelamin dianataranya A. Sistem XY System ini ditemukan pada tumbuhan, hewan dan manusia. Genosom X lebih besar dibandingkan genoson Y. XX sebagi betina, sedangkan XY sebagai jantan. Keromosom manusia dibedakan atas autosom dan kromosom kelamin. Sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terrdiri dari 44 22 pasang autosom dan 2 atau 1 pasang kromosom kelamin. B. Sistem XY pada Drosophila Drosophila banyak digunakan untuk penelitian genetika, karena Mudah dipelihara pada media dan sushu kamar Mempunyai siklus hidup yang pendek, kira- kira 2 minggu Mempunyai tanda kelamin sekunder yang mudah dibedakan Mempunyai 8 kromosom, sehingga mudah menguhitungnya Drosophila menggunakan system XX untuk betina dan XY untuk jantan. C. Sistem XO System XO dijumpai pada beberapa jenis serangga, misalnya belalang. Di dalam sel somatisnya, individu betina memiliki dua buah kromosom X, sementara individu jantan mempunyai sebuah kromosom X. Hal ini sama dengan system XY, namun bedanya sitem XO individu jantan tidak mempunyai kromosom Y. dengan demikian, jumlah kromosom sel somatic individu betina lebih banyak daripada jumlah pada individu jantan. Sebagai conton Watson menemukan bahwa sel somatic serangga promoter betina mempunyai 14 kromosom, sedangkan pada individu jantan hanya ada 13 kromosom. D. System XA Bridge melakukan serangkaian penelitan mengenai jenis kelamin pada Drosophila. Dia berhasil menyimpulkan bahwa system penentuan pada jenis kelamin organisme tersebut berkaitan dengan nisbah banyaknya kromosom X pada bagian autosom, dan tidak adanya hudungan dengan kromosom Y. Dalam hal ini kromosom Y hanya berperan mengatur fertilisasi jantan. Secara ringkas penentuan jenis kelamin dengan system X/A pada lalat Drosophila dapat dilihat dalam table berikut. Tabel Penentuan jenis kelamin pada lalat Drosophila kromosom X autosom nibah X/A jenis kelamin 1 2 0,5 Jantan 2 2 1 Betina 3 2 1,5 Metabetina 4 3 1,33 Metabetina 4 4 1 betina 4n 3 3 1 betina 3n 3 4 0,75 Interseks 2 3 0,67 Interseks 2 4 0,5 Jantan 1 3 0,33 Metajantan Jika kita perhatikan kolom pertama pada Tabel, akan terlihat bahwa ada beberapa individu yang jumlah kromosom X-nya lebih dari dua buah, yakni individu dengan jenis kelamin metabetina, betina triploid dan tetraploid, serta interseks. Adanya kromosom X yang didapatkan melebihi jumlah kromosom X pada individu normal diploid ini disebabkan oleh terjadinya peristiwa yang dinamakan gagal pisah non disjunction, yaitu gagal berpisahnya kedua kromosom X pada waktu pembelahan meiosis. Pada Drosophila terjadinya gagal pisah dapat menyebabkan terbentuknya beberapa individu abnormal seperti nampak pada diagram. P E AAXX x AAXY G gagal pisah gamet AXX AO AX AY F1 AAXXX AAXXY AAXO AAOY betina super betina jantan steril letal Diagram munculnya beberapa individu abnormal pada Drosophila akibat peristiwa gagal pisah Di samping kelainan-kelainan tersebut pernah pula dilaporkan adanya lalat Drosophila yang sebagian tubuhnya memperlihatkan sifat-sifat sebagai jenis kelamin jantan sementara sebagian lainnya betina. Lalat ini dikatakan mengalami mozaik seksual atau biasa disebut dengan istilah ginandromorfi. Penyebabnya adalah ketidakteraturan distribusi kromosom X pada masa-masa awal pembelahan mitosis zigot. Dalam hal ini ada sel yang menerima dua kromosom X tetapi ada pula yang hanya menerima satu kromosom X. Andaikan terjadi nondisjunction selama oogenese pebentukan sel telur akan terbentuk 2 macam sel telur, yaitu sel telur yang membawa 2 kromosom X 3AXX dan sebuah kromosom sel telur tanpa X 3AO. Jika dalam keadaan ini terjadi pembuahan, sudah tentu keturunan akan menyimpang dari keadaan normal, yaitu sebagai berikut Sel telur yang memiliki 2 kromosom X apabila dibuahi oleh spermatozoon yang membawa kromosom X akan menghasilkan lalat betina super 3AAXXX yang memiliki 3 kromosom X. Lalat ini tidak lama hidupnya, karena mengalami kelainan dan kemunduran pada beberapa alat tubuhnya. Sel telur yang memiliki 2 kromosom X apabila dibuahi oleh spermatozoon yang membawa kromosom Y akan menghasilkan lalat betina yang memliki kromosom Y 3AAXXY. Lalat ini fertile atau subur seperti lalat betina biasa. Gambar perkawinan pada lalat Drosophila melanogaster yang menunjukan adanya nondisjunction selama Oogenesis. Ada kemungkinan dihsilkan lalat betina super 3AAXXX, Lalat betina 3AAXXY, lalat jantan 3AAXO. Lalat YO tidak pernah dikenal karena letal. Sel telur yang tidak memiliki kromosom X apabila dibuahi oleh spermatozoon yang membawa kromosom X akan menghasilkan lalat jantan 3AAXO. Lalat ini steril. Sel telur tidak memiliki kromosom X apabila dibuahi oleh spermatozoon yang membawa kromosom Y tidak menghasilkan keturunan, sebab letal. Jadi lalat 3AAYO tidak dikenal. Partenogenesis Pada beberapa spesies Hymenoptera seperti semut, lebah, dan tawon, individu jantan berkembang dengan cara partenogenesis, yaitu melalui telur yang tidak dibuahi. Oleh karena itu, individu jantan ini hanya memiliki sebuah genom atau perangkat kromosomnya haploid. Sementara itu, individu betina dan golongan pekerja, khususnya pada lebah, berkembang dari telur yang dibuahi sehingga perangkat kromosomnya adalah diploid. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa partenogenesis merupakan sistem penentuan jenis kelamin yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan kromosom kelamin tetapi hanya bergantung kepada jumlah genom perangkat kromosom. E. Sistem gen Sk-Ts Di atas disebutkan bahwa sistem penentuan jenis kelamin pada lebah tidak berhubungan dengan kromosom kelamin. Meskipun demikian, sistem tersebut masih ada kaitannya dengan jumlah perangkat kromosom. Pada jagung dikenal sistem penentuan jenis kelamin yang tidak bergantung, baik kepada kromosom kelamin maupun jumlah genom, tetapi didasarkan atas keberadaan gen tertentu. Jagung normal monosius berumah satu mempunyai gen Sk, yang mengatur pembentukan bunga betina, dan gen Ts, yang mengatur pembentukan bunga jantan. Jagung monosius ini mempunyai fenotipe Sk_Ts_. Sementara itu, alel-alel resesif sk dan ts masing-masing menghalangi pembentukan bunga betina dan mensterilkan bunga jantan. Oleh karena itu, jagung dengan fenotipe Sk_tsts adalah betina diosius berumah dua, sedang jagung skskTs_ adalah jantan diosius. Jagung sksktsts berjenis kelamin betina karena ts dapat mengatasi pengaruh sk, atau dengan perkataan lain, bunga betina tetap terbentuk seakan-akan tidak ada alel sk. ZW Pada beberapa jenis kupu, beberapa jenis ikan, beberapa jenis reptil dan burung diketemukan bentuk kromosom kelamin yang berlainan daripada yang telah diterangkan di muka. Yang jantan memiliki sepasang kromosom kelamin yang sama bentuknya, maka dikatakan bersifat homogametik. Yang betina bersifat heterogametik, karena satu kromosom kelamin berbentuk seperti pada yang jantan, sedangkan satunya lagi sangat lain bentuknya. Jadi keadaan ini kebalikan dengan manusia, sebab pada manusia, yang laki-laki adalah heterogametik XY sedangkan yang perempuan homogametik XX. Untuk menghindari kekeliruan, maka kromosom kelamin pada hewan-hewan tersebut di atas disebut ZZ dan ZW. Hewan jantan adalah ZZ, sedang yang betina ZW. Jadi, semua spermatozoa mengandung kromosom kelamin Z, sedangkan sel telurnya ada kemungkinan mengandung kromosom dan kelamin Z dan ada kemungkinan mengandung kromosom kelamin W. G. System ZO Pada uggas ayam, itik dan sebagainya susunan kromosomnya lain lagi. Yang betina hanya memiliki sebuah kromosom kelamin saja, tetapai bentuknya lain dengan yang dijumpai pada belalang. Karena itu ayam betina adalah ZO heterogametik. Ayam jantan memiliki sepasang kromosom kelamin yang sama bentuknya, maka menjadi ZZ homogametik. Jadi spermatozoa ayam hanya satu macam saja, yaitu membawa kromosom kelamin Z, sedang sel telurnya ada dua macam, mungkin membawa kromosom Z dan mungkin juga tidak memiliki kromosom kelamin sama sekali. H. System Haploid-Diploid Pada beberapa spesies Hymenoptera seperti semut, lebah, dan tawon, individu jantan berkembang dengan cara partenogenesis, yaitu terbentuknya makhluk dari sel telur tanpa didahului oleh pembuahan. Oleh karena itu, individu jantan ini hanya memiliki sebuah genom atau perangkat kromosomnya haploid. Lebah madu jantan misalnya, bersifat haploid, yang memiliki 6 buah kromosom. Sel telur yang yang dibuahi oleh spermatozoon akan menghasilkan lebah madu betina yang berupa lebah ratu dan pekerja, masing-masing bersifat diploid dan memiliki 32 kromosom. Karena perbedaan tempat dan makanan, maka lebah ratu subur fertil, sedangkan lebah pekerja mandul steril. Sementara itu, individu betina dan golongan pekerja, khususnya pada lebah, berkembang dari telur yang dibuahi sehingga perangkat kromosomnya adalah diploid. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa partenogenesis merupakan sistem penentuan jenis kelamin yang tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan kromosom kelamin tetapi hanya bergantung kepada jumlah genom perangkat kromosom. Pengaruh lingkungan Sistem penentuan jenis kelamin bahkan ada pula yang bersifat nongenetik. Hal ini misalnya dijumpai pada cacing laut Bonellia, yang jenis kelaminnya semata-mata ditentukan oleh faktor lingkungan.. F. Baltzer menemukan bahwa cacing Bonellia yang berasal dari sebuah telur yang diisolasi akan berkembang menjadi individu betina. Sebaliknya, cacing yang hidup di lingkungan betina dewasa akan mendekati dan memasuki saluran reproduksi cacing betina dewasa tersebut untuk kemudian berkembang menjadi individu jantan yang parasitik. Kromatin Kelamin dan Hipotesis Lyon Seorang ahli genetika dari Kanada, Barr, pada tahun 1949 menemukan adanya struktur tertentu yang dapat memperlihatkan reaksi pewarnaan di dalam nukleus sel syaraf kucing betina. Struktur semacam ini ternyata tidak dijumpai pada sel-sel kucing jantan. Pada manusia dilaporkan pula bahwa sel-sel somatis pria, misalnya sel epitel selaput lendir mulut, dapat dibedakan dengan sel somatis wanita atas dasar ada tidaknya struktur tertentu yang kemudian dikenal dengan nama kromatin kelamin atau badan Barr. Pada sel somatis wanita terdapat sebuah kromatin kelamin sementara sel somatis pria tidak memilikinya. Selanjutnya diketahui bahwa banyaknya kromatin kelamin ternyata sama dengan banyaknya kromosom X dikurangi satu. Jadi, wanita normal mempunyai sebuah kromatin kelamin karena kromosom X-nya ada dua. Demikian pula, pria normal tidak mempunyai kromatin kelamin karena kromosom X-nya hanya satu. Dewasa ini keberadaan kromatin kelamin sering kali digunakan untuk menentukan jenis kelamin serta mendiagnosis berbagai kelainan kromosom kelamin pada janin melalui pengambilan cairan amnion embrio amniosentesis. Pria dengan kelainan kromosom kelamin, misalnya penderita sindrom Klinefelter XXY, mempunyai sebuah kromatin kelamin yang seharusnya tidak dimiliki oleh seorang pria normal. Sebaliknya, wanita penderita sindrom Turner XO tidak mempunyai kromatin kelamin yang seharusnya ada pada wanita normal. Mary F. Lyon, seorang ahli genetika dari Inggris mengajukan hipotesis bahwa kromatin kelamin merupakan kromosom X yang mengalami kondensasi atau heterokromatinisasi sehingga secara genetik menjadi inaktif. Hipotesis ini dilandasi hasil pengamatannya atas ekspresi gen rangkai X yang mengatur warna bulu pada mencit. Individu betina heterozigot memperlihatkan fenotipe mozaik yang jelas berbeda dengan ekspresi gen semidominan warna antara yang seragam. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada satu kromosom X yang aktif di antara kedua kromosom X pada individu betina. Kromosom X yang aktif pada suatu sel mungkin membawa gen dominan sementara pada sel yang lain mungkin justru membawa gen resesif. Hipotesis Lyon juga menjelaskan adanya mekanisme kompensasi dosis pada mamalia. Mekanisme kompensasi dosis diusulkan karena adanya fenomena bahwa suatu gen rangkai X akan mempunyai dosis efektif yang sama pada kedua jenis kelamin. Dengan perkataan lain, gen rangkai X pada individu homozigot akan diekspesikan sama kuat dengan gen rangkai X pada individu hemizigot. Referensi Suryo, 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta. UGM Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Edisi kelima Jilid 1. Jakarta. Erlangga. Suryo. 2003. Genetika MAnusia. Yogyakarta. UGM Syafitri metode pemeriksaan jenis kelmain. Jurnal PDGI. Jakarta. Ui
Lalatbuah betina memiliki sepasang kromosom X, sedangkan lalat buah jantan memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y. Gonosom Y pada lalat buah tidak menentukan jenis kellamin, tetapi menentukan kesuburan (fertilitas). Jenis kellamin lalat buah dapat ditentukan dengan perimbangan jumlah gonosom X dengan jumlah set autosom (indeks kellamin)
ThreadrachhaliyaaStudent •Gap Year2 tahun yang lalu20TerjawabJawaban 20Yusri AsyifaStudent •XII IPA2 tahun yang lalu0BalasTerverifikasi0Nazhwa Rahma PutriStudent •XI IPA2 tahun yang lalu0BalasBantu JawabPelajaranKuliah
TipeKromosom Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan jenis kelamin dan sifat tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Autosom, disebut juga kromosom biasa atau kromosom tubuh. Autosom tidak menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2 kromosom, adalah kromosom kelamin.
Eka000 Rumus Autosomkromosom tubuh 6A+XY atau 3AA+XY rumus kromosom autosom Drosophila jantanRumus Gonosomkromosom seks3A+X dan 3A+Y rumus kromosom gonosom Drosophila jantan 12 votes Thanks 17
AndiRahmi. I. Judul Praktikum : PENGAMATAN MORFOLOGI LALAT DROSOPHILA SP. II. Tujuan : Dapat Membedakan Variasi Sifat (termasuk mutan) pada Drosophila sp Tipe Liar III. Hari/ Tanggal : Senin / 21 Oktober 2013 IV. Nama/ Stambuk : Andi Faida Rahmi/ A1C2 11 051 V. Latar Belakang Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah, dimasukkan dalam
Diketahui jumlah kromosom lalat buah Drosophila melanogaster ada 4 pasang atau 8 buah kromosom dan sifat ini disebut sebagai diploid. Saat pembentukan gamet, maka sel induk sperma atau sel induk ovum memiliki sifat 2n dalam melakukan pembelahan mitosis kemudian dilanjutkan dengan pembelahan meiosis I dan meiosis II menghasilkan 4 sel anakan yang bersifat haploid. Pada pembentukan ovum, hanya terdapat 1 sel ovum yang fungsional, sedangkan pada pembentukan sperma akan menghasilkan 4 sel sperma yang fungsional. Jika terjadi pindah silang pada pembelahan profase 1, maka jumlah kromosom pada sel kelamin yang dihasilkan dari gametogenesis lalat buah Drosophila melanogaster yaitu Ovum memiliki kromosom haploid berjumlah 4 buah kromosom dengan rumus kromosom 3 A + X Sperma memiliki kromosom haploid berjumlah 4 buah kromosom dengan rumus kromosom 3 A + X/Y Sehingga dapat diketahui jumlah kromosom pada sel kelamin yang dihasilkan dari gametogenesis lalat buah Drosophila melanogaster yaitu 4 buah kromosom.
. 447 52 70 476 199 235 491 62
sel somatis pada lalat drosophila jantan memiliki rumusan